Rasulullah saw.
Bersabda “khirun nas yanfau’u linnas” terjemahan hadist tersebut adalah “sebaik-baik
manusia adalah orang yang berguna dan bermanfaat kehidupannya untuk bagi sesama
manusia (orang lain)”.
Penulis memaknai
hadis di atas bahwa “kalau anda ingin menjadi orang yang berguna dan bermanfaat
hidup di dunia maka anda harus berpikir apa yang anda bisa berikan kepada orang
lain hari ini untuk menutupi kesulitan hidupnya kerana ketika orang dalam keadaan susah, anda mengulurkan tangan anda untuk menolong mereka
maka tangan-tangan anda seolah-olah mewakili tangan-tangan Tuhan yang maha
pemberi, maha pemurah dan maha bijaksana”.
Bahasan lebih
lanjut adalah panggilan tuhan pada jiwa-jiwa yang damai sebagaimana tertulis
dalam Q.S Al-Fajr (27-30) yang berbunyi “yaa ayyatuhan nafsul mutmainnah, irji’i
ilarabbiki raadiyatan mardiyatan fadkhuli fii ibadii wadkhuli Jannatii”,[1]
terjemah ayat tersebut adalah “wahai Jiwa yang tenang, kembalilah kamu
menghadap Allah dengan ridha dan diridhai-Nya, maka masuklah kamu dalam
golongan hambah-hambahku dan masuklah kamu ke dalam surgaku.[2]
Penulis memaknai
ayat di atas bahwa “Tuhan berjanji kalau anda sedang melakukan perbuatan baik
hari ini, tiba-tiba ajal datang menjemput maka anda dihitung atau hizab
kematian anda sebagai orang yang mati dalam keadaan besedakah dan tuhan
memanggil roh anda dengan berkata “yaa ayyatuhan nafsul mutmainnah, irji’i
ilarabbiki raadiyatan mardiyatan fadkhuli fii ibadii wadkhuli Jannatii”[3],.
Terjemahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar